OriFict

[Orifict] Anomali

Anomali

“Kau akan menemukan hal janggal di sini, jangan kaget! Karena ini anomali.”

Menurut pandanganku, setidaknya ada dua hal rumit di dunia: Pertama, kepada mereka yang berumah tangga, yang telah berjanji dengan Tuhannya namun akhirnya bercerai. Dan dua, mengenai perubahan drastis perilaku sensitif perempuan ketika berpacaran. Masih dalam satu benang merah tapi beda masa ternyata.

Lanjutkan membaca “[Orifict] Anomali”

OriFict

[Orifict] Dibuang Sayang

                                                                 Dibuang Sayang

Berapa banyak kenangan yang masih kau ingat sampai sekarang? Dari jumlah tersebut ada berapa yang dilabeli kenangan paling mengesankan olehmu? Jujur, untukku sendiri ada sebanyak hitungan jari kenangan mengesankan itu. Salah satunya masih belum tutup buku.

Sebuah cerita mengiris diri ketika aku mengingatnya, menimbulkan ketakutan apabila dipertemukan dengan kenangan tersebut. Mengesankan? Tentu saja, karena ini bertokohkan aku dan dia. Aku menyukai alurnya jika saja alam tak menggantikan sudut pandangku olehnya.

Lanjutkan membaca “[Orifict] Dibuang Sayang”

OriFict

[OriFict] Us

Us

Saatnya istirahat…
Saatnya istirahat…

Bel pertanda istirahat menggema di hampir seluruh kelas, waktu yang dinanti oleh sebagian murid. Mereka keluar dari kelas masing-masing dengan raut wajah yang bermacam-macam. Termasuk dua remaja yaitu Karel dan Jean. Tapi sebelum aku memberitahumu apa yang akan mereka lakukan, lebih baik aku mengenalkan sedikit kepada kalian siapa mereka ini.

Namanya Karel Revana Red, remaja berusia empat belas tahun yang bersekolah di salah satu Sekolah Menengah Pertama yang terkenal di daerahnya. Merupakan seseorang yang tak terlalu terkenal di lingkungan sekolah tapi sangat disegani di kelasnya. Tinggi tubuhnya standar namun tungkai kakinya panjang, tekstur kulit wajahnya sama seperi remaja kebanyakan; jerawat walaupun tak banyak, pori-pori besar di sekitar hidung. Matanya berbentuk bulat namun tajam beriris hitam, alis mata tebal, hidung mungil juga mancung, bibir berwarna merah muda pucat dan terdapat garis yang membelah tengah bibir bawahnya.

Jean atau Jeanne Kamil Green, si cerewet teman Karel. Umurnya sama dengan Karel, hanya saja tinggi tubuhnya lebih pendek. Seorang yang mudah sekali beradaptasi dengan lingkungan di sekitarnya. Wajahnya sedikit lebih bersih dari wajah Karel; dia tak berjerawat. Rambut panjang sebahu dan wajah ras mongoloid atau asia, hanya saja dia memiliki kadar keringat berlebih di hidung saat melakukan banyak aktivitas. Mereka berteman sejak duduk di kelas tujuh, walaupun kepribadian mereka sangat berbeda, tapi itulah yang membuat mereka bersama sampai saat ini.

Sudah menjadi kebisaan sepertinya jam istirahat dihabiskan untuk menguras rasa penat dengan membeli camilan, contohnya. Seperti yang akan mereka lakukan. Di sekolah ini terdapat lima kantin dan semuanya pun pasti akan penuh dengan murid-murid saat jam istirahat ini. Lanjutkan membaca “[OriFict] Us”

FanFiction

[FF] NOT ME

image

NOT ME

Author: Septia08880 A.K.A J.G

Title     : Not Me

Cast     : – Cho KyuHyun (SJ)

– Han IlJin (OC)

– Other Cast

Genre  : Drama, Tragedy

Rating: PG-13

Length: Vignette

Disclaimer : The cast isn’t mine but the Story and the Cover are MINE, don’t copas without permission, feelnya semoga ngena dan happy reading 😀

.

.

.

“Ketika kau dan dia jatuh cinta, namun takdir tak mengikat kalian dengan benang merahnya. Apa yang akan kau lakukan?”

Aku mencintainya…

“Han IlJin!”

      Gadis itu berbalik menghadapku, rambutnya sedikit bergoyang saat itu. Tuhan, Mahakarya-Mu yang sangat aku agungkan, aku puja dan aku cinta. Senyum lebar ia perlihatkan padaku, deretan gigi putihnya terlihat, matanya pun membentuk eyesmile. Sungguh sangat manis. Semua perempuan yang melabeli dirinya sendiri sebagai yang paling cantik akan menarik kembali ucapannya kala melihat Han IlJin, gadis yang aku cintai.

       “Oh? Hei, Cho KyuHyun.”

      Suara lembutnya bahkan mengalahkan sebuah seruling yang paling merdu di jagat raya ini. Suara yang bisa menggetarkan hati dan alam bawah sadarku, walau hanya sedikit mulutnya bersuara. Ia melangkahkan kaki jenjangnya, mendekatiku yang sedang mengontrol diri sendiri, menghentikan detak jantung yang bekerja lebih cepat dari debaran orang dikejar setan, bagai ingin pecah membuncah kemana-mana.

      Kini ia di depanku. Menatapku dengan mata cokelat gelapnya yang membulat, benda yang membuatku tersesat tak menemukan jalan keluar saat menatapnya, seperti sekarang ini.

Lanjutkan membaca “[FF] NOT ME”